Jumat, 20 Maret 2015

KONSERVASI ARSITEKTUR 1

Kawasan Bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta.

Di daerah sekitar sungai Ciliwung di Jakarta Kota masih banyak bangunan tua dan bersejarah bergaya Art Deco. Sebagian masih berfungsi, baik digunakan sebagai museum, kantor pemerintahan, kantor swasta, maupun untuk perdagangan. Namun sebagian lagi justru kosong tidak terpakai dan semakin lama semakin rusak dimakan usia. Keadaan itu membuat kawasan yang dulunya merupakan pusat pemerintahan pada zaman kolonial menjadi kawasan sepi pengunjung dan hanya di beberapa tempat yang ramai.  Kondisi ini sangat disayangkan karena di DKI Jakarta hanya daerah di sepanjang sungai Ciliwung di Jakarta Kota yang memiliki kombinasi menarik antara gedung bersejarah bergaya Art Deco dengan sungai Ciliwung yang lebar. Sehingga kami melihat potensi ini bisa dioptimalkan sebagai daerah wisata kuliner dan sejarah seperti di Boat Quay, dengan melakukan konservasi daerah ini yang awalnya hanya berupa pedestrian dan sedikit tanaman menjadi daerah wisata kuliner dan sejarah. Tentunya dengan beberapa penambahan komponen untuk menambah kenyamanan pengunjung.

Kawasann Sungai Ciliwung
(sumber : http://us.images.detik.com/content/2015/02/13/4/183324_ciliwung.jpg  )

a.             Boat Quay
Dahulu Singapore River adalah jalur utama untuk perdagangan dan kegiatan ekonomi di pulau tersebut, dimana sebagian besar sisi selatan sungai merupakan tempat perdagangan berlangsung, tempat itu sekarang dikenal dengan nama Boat Quay.
Sungai Boat Quay

Karena kawasan Boat Quay dulunya merupakan tempat perdagangan yang dijalankan oleh para pemukim Cina maka di daerah tersebut banyak terdapat rumah toko yang berarsitektur Cina. Rumah toko ini menjadi keunikan dan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Boat Quay sehingga oleh pemerintah Singapura dikonservasi pada tahun 1986 sebagai bagian dari rencana induk untuk melestarikan seluruh Sungai Singapura dan sekitarnya. Bangunan-bangunan rumah toko di area tersebut dipertahankan dan ditambahkan kafe-kafe tenda di sepanjang tepi sungai Singapura dan jalan di area ini dimaksimalkan sebagai jalur pedestrian (jalur pejalan kaki).
Pedestrian di Boat Quay

Dengan latar belakang alasan tersebut di atas dipilihlah lokasi ini sebagai area penelitian konservasi karena secara kasat mata dinilai berhasil mempertahankan keaslian bentuk bangunan rumah toko berarsitektur Cina dan menjadikannya daya tarik wisatawan. Begitu juga dengan kafe-kafe yang ada, ramai dikunjungi wisatawan karena letaknya yang berada di pinggir sungai memiliki pemandangan yang menarik dan berhawa sejuk.

Boat Quay

·           Peraturan Kawasan Boat Quay
Pada pertengahan tahun 1980an, Urban Redevelopment Authority mengumumkan rencana untuk menjadikan Boat Quay sebagai bagian dari rencana induk untuk melestarikan seluruh Singapore River dan sekitarnya. Mulai tahun 1993 pemerintah Singapura mengeluarkan circular/ surat edaran tentang konservasi bangunan yang berisi panduan konservasi bangunan beratap datar termasuk M & E bangunan beratap datar, revisi panduan Konservasi Bangunan di kawasan Boat Quay dan himbauan agar tetap mempertahankan lantai dan tangga yang terbuat dari kayu untuk menjaga keaslian arsitektur bangunan bersejarah hingga mengenai konservasi bagian bangunan yang menampung kegiatan bersantai. Peraturan-peraturan tersebut diterapkan dengan patuh oleh para pengelola dan pengguna bangunan di kawasan Boat Quay. Selain itu adapula peraturan yang dikeluarkan pemerintah Singapura tahun 2002 di kawasan Boat Quay yang berisi mengenai panduan perancangan mulai struktur, ukuran kios, hingga ketinggian lantai.

b.        Sungai ciliwung
Ci Liwung, atau biasa ditulis Ciliwung adalah salah satu sungai terpenting di Pulau Jawa; terutama karena melalui wilayah ibukota, DKI Jakarta, dan kerap menimbulkan banjir tahunan di wilayah hilirnya. Panjang aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km dengan daerah tangkapan airnya (daerah aliran sungai) seluas 387 km persegi. Sungai ini relatif lebar dan di bagian hilirnya dulu dapat dilayari oleh perahu kecil pengangkut barang dagangan. Wilayah yang dilintasi Ci Liwung adalah Kabupaten BogorKota BogorKota Depok, dan Jakarta. Hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di Gunung GedeGunung Pangrango dan daerah Puncak. Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayahJakarta Selatan dan Jakarta Timur. Ci Liwung bermuara di daerah Luar Batang, di dekat Pasar Ikan sekarang.
Di sebelah barat, DAS Ci Liwung berbatasan dengan DAS Ci Sadane, DAS Kali Grogol dan DAS Kali Krukut. Sementara di sebelah timurnya, DAS ini berbatasan dengan DAS Kali Sunter dan DAS (Kali) Cipinang.
·           Peraturan Kawasan Bantaran Sungai Ciliwung
Pemerintah Indonesia telah banyak mengeluarkan peraturan dan undang-undang mengenai cagar budaya. Namun dalam undang-undang dan peraturan tersebut tidak menyebutkan secara spesifik peraturan tentang panduan konservasi bangunan. Kebanyakan panduan konservasi bangunan terdapat dalam peraturan dan undang-undang tentang benda/bangunan cagar budaya.  Spesifikasi bangunan yang termasuk bangunan cagar budaya terdapat dalam UU no 5 tahun 1992 dan UU no 11 tahun 2001. Sedangkan peraturan tentang penataan ruang dan bangunan terdapat dalam UU no 24 tahun1992 dan UU no. 28 tahun 2002. Adapula peraturan tentang penataan kawasan Jabotabek yang terdapat dalam Perpres No. 54 Tahun 2008. Sedangkan permen PU no 63 tahun 1993 berisi tentang segala sesuatu peraturan yang berhubungan dengan daerah penguasaan sungai.

c.       Pendekatan kondisi Fisik Sungai Ciliwung dengan Boat Quay

·       Sirkulasi
Berdasarkan gambaran di lapangan bahwa sirkulasi yang terdapat pada kawasan Boat Quay berupa jalur pedestrian dan di sisi jalur pedestian yang menghadap sungai terdapat jajaran kafe-kafe dengan atap payung yang merupakan bangunan non permanen dan sisi lainnya berdiri bangunan permanen yang berfungsi sebagai kafe beserta tempat tinggal. Sirkulasi yang ada di kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota memiliki kesamaan dengan sirkulasi yang ada di kawasan Boat Quay yaitu berupa jalur pedestrian. Jalur ini berada tepat di bantaran sungai dengan jalan raya beraspal dan adanya jalur pedestrian di depan bangunan, sehingga sesuai dengan teori linkage tentang garis/ line.

·         Orientasi Bangunan
Dari studi lapangan di kawasan Boat Quay yang berada di sisi selatan sungai Singapura, dapat dilihat bahwa orientasi bangunan di kawasan Boat Quay mengikuti garis tepi sungai yang mengarah ke arah utara dengan muka bangunan menghadap sungai Singapura. Orientasi bangunan yang menghadap utara adalah orientasi yang sangat baik karena area di sekitar bangunan akan terhindar dari sinar matahari langsung. Orientasi bangunan yang ada di kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota memiliki kesamaan dengan kawasan Boat Quay, namun bangunan-bangunan yang berada di sisi sungai mengarah kearah barat laut. Karena pada zaman kolonial sungai ini digunakan sebagai jalur transportasi maka seluruh bangunan di sepanjang tepi sungai memiliki orientasi menghadap sungai Ciliwung dengan mengikuti garis tepi sungai. Orientasi pada kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota ini yang mengarah ke barat laut menyebabkan area sekitar sungai Ciliwung pada sore hari mengalami panas sinar matahari sore langsung. Hal ini terjadi karena tidak adanya penghalang sinar matahari berupa pepohonan. Sedangkan pada pagi hari area ini cukup teduh karena sinar matahari terhalang oleh bangunan. Orientasi yang ada di Boat Quay mengarah ke utara, sehingga baik untuk difungsikan sebagai area wisata kuliner dan bersantai berupa kafe tenda nonpermanen, sedangkan di kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota bisa juga dijadikan sebagai area wisata kuliner dan bersantai berupa kafe tenda nonpermanen dengan menambahkan buffer berupa pepohonan untuk mengurangi panas sinar matahari langsung.

·         Bentuk Massa Bangunan
Bentuk bangunan ruko di kawasan Boat Quay berbentuk row house (rumah kopel) yaitu deretan rumah yang memiliki bentuk dan fasad yang sama, saling menempel dan memiliki dinding pembatas bersama-sama. Deretan massa bangunan di kawasan ini membentuk garis linear dengan mengikuti tepian sungai Singapura yang berbentuk cekungan menyerupai bentuk perut ikan. Tidak berbeda dengan kawasan Boat Quay, di kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota yang terletak di tepi aliran sungai Ciliwung memiliki bentuk massa yang mengikuti tepian sungai dengan membentuk garis linear. Bila dilihat dalam skala kawasan, kawasan Boat Quay dan kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota merupakan bentuk visualisasi dari teori figure ground yaitu sistem terbuka yang linear/ linear open system, elemen terbuka kadang-kadang diberi istilah soft-space, sedangkan ruang tertutup dinamakan hard-space. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam mengkonservasi kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dan menjaga keselarasan antara soft space dengan hard space. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa bentuk massa bangunan yang ada di kawasan Boat Quay dengan bentuk massa bangunan yang ada di kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota memiliki kesamaan dari posisi muka bangunan yang mengarah ke tepi sungai. Bentuk massa seperti yang ada di kawasan Boat Quay dan kawasan tepi sungai Ciliwung di Jakarta Kota dapat mendukung terciptanya suasana yang teratur dan memudahkan penataan ruang luar.
d.        Kesimpulan
Dari paparan hasil penelitian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa sirkulasi di kawasan Boat Quay dan di kawasan tepi sungai Ciliwung Jakarta Kota memiliki kesamaan pada bentuk sirkulasi dan bahan material, bentuk sirkulasi yang berupa jalur pedestrian ini berbentuk linear yang mengikuti tepian sungai. Jadi memungkinkan jika sungai Ciliwung dapat di Konservasikan seperti Boat Quay.

e.         Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar